Makalah I Jaz Al Quran








Bab I

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Seumpama umat islam, kita harus menegtahui secara sungguh-sungguh adapun Al-qur'an. Bikin menghadapi berbagai goncangan yang dari luar, karena orang-orang non mukminat mau melemparkan umat islam. Diantaranya dengan kaidah menjeke-jelek el-qur'an. Mereke mengatakan bahwa al-qur'an yaitu syair yang dibuat oleh Rasul Muhammad.

Maka dari i itu kita sebagai umat islam harus mempelajari secara serius ilmu tentang al-qur'an, diantaranya Ijaz Al-qur'an. Karena dalam materi ini mengklarifikasi tentang kemu'jizatan al-qur'an bagi meleumpuhkan/melemahkan kaum kufur yang menjelek-jelekkan al-qur'an.

1.2 Rumusan Ki aib

  1. Bagaimana sejarah terjadinya Ijaz al-qur'an?
  2. Segala pengertian I'jaz Al-qr'an?
  3. Ada Berapakah Mu'jizat itu?
  4. Suka-suka berapakah mu'jizat al-qur'an itu?
  5. Apakah fungsi dan Manfaat i'jaz alq-ur'an?

Portal II

I'jaz Al-qur'an

2.1 Sejarah Terjadinya I'jaz Al-qur'an

Dalam sejarah, I'jaz Al-qur'an terjadi sejak zaman Nabi Muhammad Saw. banyak sekali khalayak yang meragukan eksistensi al-Qur'an seumpama firman Halikuljabbar. Sebagian berasal mereka mengatakan bahwa al-Qur'an adalah syair, al-Qur'an adalah sihir dan lain sebagainya. Maka berpangkal itu, al-Qur'an mengeluarkan tantangan kepada orang-khalayak tersebut. Tantangan yang pertama kali dilontarkan merupakan:

أَمْ يَقُولُونَ تَقَوَّلَهُ بَلْ لَا يُؤْمِنُونَ فَلْيَأْتُوا بِحَدِيثٍ مِثْلِهِ إِنْ كَانُوا صَادِقِينَ

Artinya: Ataukah mereka mengatakan: "Dia (Muhammad) membuat-buatnya". Senyatanya mereka bukan beriman. Maka hendaklah mereka mendatangkan kalimat yang sepeti Al Qur'an itu, jika mereka orang-orang nan benar.

Kenyataannya tantangan tersebut lain bisa mereka penuhi. Namun mereka beralasan bahwa mereka tidak memaklumi sejarah umat penting, maka wajar seandainya mereka lain bisa membuat yang sepadan dengan al-Qur'an. Lebih jauh, karena tantangan tersebut tidak produktif dipenuhi, maka Allah melonggarkan tantangan tersebut dengan firman-Nya:

أَمْ يَقُولُونَ افْتَرَاهُ قُلْ فَأْتُوا بِعَشْرِ سُوَرٍ مِثْلِهِ مُفْتَرَيَاتٍ وَادْعُوا مَنِ اسْتَطَعْتُمْ مِنْ دُونِ اللَّهِ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ

Artinya: Bahkan mereka mengatakan: "Muhammad mutakadim mengada-ada Al Qur'an itu", Katakanlah: "(Kalau demikian), maka datangkanlah sepuluh surah-surah yang dibuat-buat nan menyamainya, dan panggillah orang-khalayak yang beliau sanggup (memanggilnya) selain Halikuljabbar, jikalau sira memang manusia-orang yang ter-hormat".

Namun kenyataannya tantangan yang kedua ini sekali lagi gagal dilayani dengan alasan nan setimbang, yaitu tidak mengarifi memori umat terdahulu nan digunakan laksana isi berpokok deka- surah tersebut. Maka Allah meringankan tantangannya dengan firman-Nya.

أَمْ يَقُولُونَ افْتَرَاهُ قُلْ فَأْتُوا بِسُورَةٍ مِثْلِهِ وَادْعُوا مَنِ اسْتَطَعْتُمْ مِنْ دُونِ اللَّهِ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ

Artinya: Ataupun (patutkah) mereka mengatakan: "Muhammad membuat-buatnya." Katakanlah: "(Seandainya benar nan ia katakan itu), maka cobalah datangkan sebuah akta seumpamanya dan panggillah barangkali-siapa yang dapat sira panggil (untuk membuatnya) selain Tuhan, jika dia manusia-orang nan bermoral."

Ketiga tantangan tersebut terlontarkan detik Rasul masih kreatif di Makkah, masih ditambah tantangan yang keempat yang dikemukakan ketika Nabi sudah berhijrah ke Madinah, yang terabadikan dalam firman Sang pencipta sebagai berikut:

وَإِنْ كُنْتُمْ فِي رَيْبٍ مِمَّا نَزَّلْنَا عَلَى عَبْدِنَا فَأْتُوا بِسُورَةٍ مِنْ مِثْلِهِ وَادْعُوا شُهَدَاءَكُمْ مِنْ دُونِ اللَّهِ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ

Artinya: Dan jika anda (ki ajek) dalam keraguan adapun Al Qur'an yang Kami wahyukan kepada hamba Kami (Muhammad), buatlah suatu surat (saja) yang semisal Al Qur'an itu dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika engkau individu-insan nan moralistis.

Ayat ini sebenarnya redaksinya mirip dengan ayat nan cak semau dalam surah Yunus. Namun ayat dalam surah al-Baqarah ini di dalamnya terdapat min yang menurut para pakar menunjukkan kemujaraban "rendah lebih". Akan tetapi tantangan tersebut belum juga terjawab, apalagi sampai sekarang tantangan tersebut masih berlaku dan juga belum suka-suka jawaban maupun perkelahian, karena hal itu bukan bisa jadi dilakukan maka itu seorang manusia.

Pada zaman Nabi Muhammad pernah ada yang menanggung mendapat wahyu dan membuat syair yang membandingbanding al-Qur'an, namun kembali lain berhasil. Anda yaitu Musailamah al-Kadzdzab. Syair yang ia buat adalah ibarat berikut:

الفيل,ما الفيل, وماادرك ماالفيل, له خرطوم طويل, وذنب اثيل, وماذاك من خلق ربنا بقليل.

Artinya: Gajah, Apa itu gajah?, Tahukah engkau segala gajah, Ia mempunyai belalai nan strata, dan ekor yang mantab. Itu bukanlah fragmen dari ciptaan Halikuljabbar kita yang kecil.

Kalimat di atas jikalau dilihat sekelebat, nampaknya dari segi bahasanya teratur. Namun itu sekadar bermain bagi orang nan enggak berilmu, karena setiap orang yang berilmu tentu tahu bahwa kata wa ma adraka itu dipakai bikin menunjukkan sesuatu yang agung dan besar pengaruhnya, tak dipakai bikin menunjukkan gajah. Lebih lagi dari segi kebaikan dan makna nan tercantum di dalamnya. Apabila dilihat dari segi makna, maka kalimat di atas hanyalah nyanyian atau lagu anak katai yang berjudul gajah. Maka berbunga itu, pada zaman dulu tantangan buat membentuk nan begitu juga al-Qur'an belum ada jawaban dan tantangan tersebut tetap eksis dan berlantas setakat perian masa ini ini.

Lega zaman kini atau era bertamadun, kritikan nan serupa muncul kembali dan itu terlontar terbit kaum orientalist. Orientalist melontarkan tuduhan bahwa al-Qur'an bukan ilham Sang pencipta dan ialah karangan Muhammad. Di samping itu, ia juga mengatakan bahwa al-Qur'an ialah percampuran unsur-unsur perjanjian lama, perjanjian mentah, dan sumber-sumur lainnya termasuk kekuasaan agama Yahudi. Itu semua merupakan tuduhan klasik yang sejak zaman Nabi Muhammad sudah kekeluargaan terlontarkan. Sesungguhnya orang yang mengetahui sejarah Islam dengan rentetannya, ia akan tersenyum lebar menanggapi tuduhan tersebut.

2.2 Pengertian I'jaz Al-qur'an

Menurut bahasa I'jaz yakni isim mashdar dari ﻤﻋﺟﺰﺍ - ﺍﻋﺟﺍﺰﺍ - ﻴﻋﺟﺰ - ﺃﻋﺟﺰ ( 'ajaza

yu'jizu-i'jazan ). yang mempunyai arti "ketidak berdayaan alias keluputan". Makna Lainnya yakni "mewujudkan tidak mampu", sebagaimana dalam contoh a'jaza akhoohu "anda telah membentuk saudaranya tak mamp" manakala anda telah mematok ketidakmampuan saudaranya itu intern satu hal. Prolog i'jaz juga bermanfaat "terwujudnya ketidakmampuan", seperti dalam sempurna: a'jaztu zaidan "aku mendapati Zaid lain mampu".

i'jāz atau yang sering disebut juga (mukjizat atau kemukjizatan), secara istilah (terminologi) mempunyai kelebihan:

المعجزة : أمر خارق للعادة مقرون بالتحدى سالم عن المعرضة

Artinya: Mukjizat adalah sesuatu peristiwa yang (sangat) luar biasa, yang disertai tantangan dan selamat (terbebas) dari penangkisan.

Dengan definisi begitu juga ini, maka dapat dirumuskan bahwa "mukjizat" adalah suatu kegentaran nan terjadi lega diri seorang yang menanggung sebagai nabi atau rasul cak bagi membuktikan kesahihan misinya, yang disertai unsur tantangan dan tidak boleh dilawan atau ditantang.

2.3 Aneh-aneh Mu'jizat

Secara umum mu'jizat itu di bagi menjadi dua klasifikasi:

a. Indrawi(hissiyah)

Mu'jizat yang terbantah dan bisa di tangkap oleh panca indera, begitu juga tongkat nabi musa nan dapat berubah menjadi ular dan dapat membelah ki akbar, mu'jizat nabi nuh membuat bahtera nan lampau osean intern waktu yang cepat dan ringkas dan masih banyak yang lainnya.

b. Rasional(aqliyah)

Mu'jizat nan sahaja dapat di pahami oleh akal pikiran(rasional) sebagai halnya al-qur'an bagaikan mukjizat nabi muhammad atas umatnya yaitu dari segi keindahan sastranya bukan ada seorangpun yang boleh menandinginya karena itulah mu'jizat al-qur'an ini bisa langgeng sampai hari kiamat.

2.4 Variasi-macam Mu'jizat Al-qur'an

Selain Seumpama mukjizat nan terbesar yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw. Al-qur'an kembali memiliki mu'jizat sendiri, yakni:

a. Segi bahasa dan perikatan redaksinya

Dari segi Bahasa al-Qur'an sungguh mampu membuat cucu adam tertawan serta singkat, padat, dan akurat. Begitu juga model berikut ini:

وَالنَّازِعَاتِ غَرْقًا (1) وَالنَّاشِطَاتِ نَشْطًا (2) وَالسَّابِحَاتِ سَبْحًا (3) فَالسَّابِقَاتِ سَبْقًا (4) فَالْمُدَبِّرَاتِ أَمْرًا (5)

Artinya: Demi (malaikat-malaikat) nan merabut (jiwa) dengan keras, dan (malaikat-malaikat) yang mencabut (nyawa) dengan lenyai-lembut, dan (malaikat-malaikat) yang turun mulai sejak langit dengan cepat, dan (malaikat-malaikat) nan mendahului dengan kencang, dan (malaikat-malaikat) yang mengatur urusan (dunia). (Q.S.al-Nazi'at: 1-5)

Keanggunan komposisi bahasa Arab yang berbeda dengan komposisi sastra manapun. gaya bahasa yang digunakan unik dan berbeda dengan tendensi bahasa Arab legal. Ki kenangan telah menyaksikan bahwa bangsa Arab pada saat turunnya al-Quran sudah mengaras tingkat yang belum pernah dicapai oleh bangsa suatu pun nan ada didunia ini, baik sebelum dan seudah mereka dalam bidang kefashihan bahasa (balaghah).

Maka itu karena bangsa Arab mutakadim mencapai taraf nan begitu jauh privat bahasa dan seni sastra, karena sebab itulah al-Quran menantang mereka. Padahal mereka memiliki kemampuan bahasa yang tidak penyimpangan dicapai orang bukan seperti kemahiran kerumahtanggaan berpuaisi, syi'ir alias prosa (natsar), memasrahkan penjelasan privat langgam sastra yang tidak sampai oleh selain mereka. Cuma kendatipun seperti itu mereka kukuh dalam ketidakberdayaan ketika dihadapkan dengan al-Alquran.

b. Segi isyarat ilmiah

Al-Qur'an bukan merupakan kitab atau buku ilmiah, saja al-Qur'an bakir menyerahkan isyarat ilmiah sebelum anak adam menyadari kebenarannya. Contohnya tentang reproduksi insan yang diterangkan n domestik surah al-Mu'minun:

وَلَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ مِنْ سُلَالَةٍ مِنْ طِينٍ (12) ثُمَّ جَعَلْنَاهُ نُطْفَةً فِي قَرَارٍ مَكِينٍ (13) ثُمَّ خَلَقْنَا النُّطْفَةَ عَلَقَةً فَخَلَقْنَا الْعَلَقَةَ مُضْغَةً فَخَلَقْنَا الْمُضْغَةَ عِظَامًا فَكَسَوْنَا الْعِظَامَ لَحْمًا ثُمَّ أَنْشَأْنَاهُ خَلْقًا آَخَرَ فَتَبَارَكَ اللَّهُ أَحْسَنُ الْخَالِقِينَ (14)

Artinya: Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan turunan dari satu saripati (berasal) pecah tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan secebir darah, lalu segumpal bakat itu Kami jadikan sekacip daging, dan seketul daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu sumsum belulang itu Kami basung dengan daging. Kemudian Kami jadikan anda makhluk yang (berbentuk) enggak. Maka Maha Suci lah Allah, Pencipta Yang Paling Baik. (Q.S. al-Mu'minun/23:12-14)

Penetapan syari'ah yang sempurna dan melampaui segala apa hukum ciptaan manusia. Pemaknaan kemukjizatan al-Quran dalam segi ilmiyah adalah dorongan serta stimulasi al-Quran kepada basyar bikin burung laut berfikir keras atas dirinya seorang dan alam segenap nan mengitarinya. Al-Quran menerimakan ruangan sebebas-bebasnya pada pergulan pemikiran mantra kabar sebagai halnya halnya tidak ditemukan puas kitab-kitab agama lainnya nan malah cenderung restriktif. Pada khirnya teori ilmu kabar yang telah lenyap uji kebenaran ilmiahnya akan comar koheheren dengan al-Alquran.

Al-Quran privat mengemukakan dalil-dalil, argument serta penjelasan ayat-ayat ilmiah, menyebutkan isyarat-isyarat ilmiah yang sebagaiannya baru terungkap lega zaman unsur, satelit dan perebutan angkasa asing masa ini ini. Diantaranya adalah :

  1. "Dan Apakah orang-orang nan kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu yakni suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka Mengapakah mereka tiada lagi beriman?" (QS. Al-Anbiya': 30). Dalam ayat ini terdapat perlambang ilmiah adapun sejarah galaksi dan asal tadinya yang padu, kemudian terpisah-pisahnya benda-benda langit (bintang beredar-planet), sebagian berpunca yang lain secara benuansa. Semacam itu juga di dalamnya terdapat isyarat adapun pangkal-usul kehidupan yaitu berpunca air.
  2. "Dan Kami telah meniupkan angin bagi mengawinkan (bertunas-tumbuhan) dan Kami turunkan hujan dari langit, terlampau Kami beri minum sira dengan air itu, dan terkadang bukanlah sira nan menyimpannya." (QS. Al-Hijr: 22) ayat ini meberikan isyarat tentang peran angin dalam turunnya hujan abu seperti mengenai pembenihan tepung bunga tumbuh-tanaman.
  3. "Lega hari itu bani adam ke asing dari kuburnya dalam Kejadian bermacam-macam, supaya diperlihatkan kepada mereka (persangkalan) pekerjaan mereka," (QS. Al-Zalzalah: 6) adanyan pemeliharaan dan pemotretan apa macam perbuatan manusia di dunia. Dan jika ini boleh dilakukan manusia, maka pastilah itu jauh lebih mudah untuk Allah
  4. "Bukan demikian, senyatanya Kami Kuasa menyusun (kembali) jari jemarinya dengan sempurna." (QS. Al-Qiyamah: 4) dianatara kepelikan invensi manusia yakni sidik jarinya. Ayat ini menyebtkan butir-butir ilmiah bahwa lain ada jari-jemari tangan sendiri cucu adam yang bersidik deriji yang sama dengan sosok nan lainnya

c. Segi proklamasi yang ghaib

Inskripsi-inskripsi dalam al-Quran mencaplok banyak berita tentang keadaan ghaib. Kapabilitas al-Quran intern memberikan informasi-takrif adapun hal-hal yang ghaib seakan menjadi prasyarat penting penopang eksistensinya sebgai kitab mukjizat. Akan belaka belas kasih keterangan akan segala kejadian yang ghaib tidak memonopoli seuruh aspek kemukjizatan al-Alquran itu sendiri. Diantara contohnya merupakan:

  1. Keghaiban masa lampau. Al-Quran lalu jelas dan fasih seklai dalam menjelaskan kisah masa lepas seakan-akan menjadi saksi ain yang serempak mengikuti jalannya cerita. Dan tak ada satupun berbunga cerita-cerita tersebut yang tidak mujarab kebenarannya. Diantaranya adalah: Kisahan nabi Musa: Dan (ingatlah), ketika Musa berkata kepada kaumnya: "Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyembelih seekor sapi betina." mereka berucap: "Apakah ia hendak menjadikan Kami buah usikan?" Musa menjawab: "Aku berlindung kepada Halikuljabbar mudahmudahan tidak menjadi salah seorang bersumber orang-orang yang jahil".(QS. Al-baqarah: 67) Kisah Fir'aun : Sesungguhnya Fir'aun telah berbuat kahar di muka bumi dan menjadikan penduduknya berpecah belah, dengan menindas segolongan dari mereka, menyembelih anak lelaki mereka dan merelakan semangat anak asuh-momongan perempuan mereka. Sesungguhnya Fir'aun Tertulis orang-orang yang berbuat kerusakan. (QS. Al-Qoshosh: 4)
  2. Keghaiban masa sekarang. Terbukanya karsa busuk turunan munafik di masa rasulullah.Dan di antara manusia ada orang yang ucapannya akan halnya semangat dunia meruntun hatimu, dan dipersaksikannya kepada Tuhan (atas kebenaran) isi hatinya, Padahal ia adalah penantang yang paling keras.(QS. Al-Baqoroh: 204)
  3. Keghaiban masa yang akan hinggap. Ghulibatir ruum. Fii adnal 'ardhii wahum min ba'di ghalibiin sayaghlibun fi bid'i sinin (QS. Ar-Rum 2-4) dan Kita simak pemberitahuan dalam al-Qur'an sebagai berikut:

الم (1) أَحَسِبَ النَّاسُ أَنْ يُتْرَكُوا أَنْ يَقُولُوا آَمَنَّا وَهُمْ لَا يُفْتَنُونَ (2) وَلَقَدْ فَتَنَّا الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ فَلَيَعْلَمَنَّ اللَّهُ الَّذِينَ صَدَقُوا وَلَيَعْلَمَنَّ الْكَاذِبِينَ (3) أَمْ حَسِبَ الَّذِينَ يَعْمَلُونَ السَّيِّئَاتِ أَنْ يَسْبِقُونَا سَاءَ مَا يَحْكُمُونَ (4) مَنْ كَانَ يَرْجُو لِقَاءَ اللَّهِ فَإِنَّ أَجَلَ اللَّهِ لَآَتٍ وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ (5)

Artinya: Alif Laam Miim. Telah dikalahkan bangsa Rumawi, di negeri yang terdekat dan mereka sesudah dikalahkan itu akan menjuarai, intern sejumlah musim (sekali lagi). Untuk Allah-lah urusan sebelum dan sesudah (mereka menang). Dan di hari (kemenangan bangsa Rumawi) itu bergembiralah manusia-hamba allah yang berketentuan, karena uluran tangan Allah. Beliau menolong barangkali yang dikehendaki-Nya. Dan Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Pemurah. (Q.S. Ar-Kepala susu:1-5)

d. Segi petunjuk penetapan hukum syara'

Diantara kejadian-peristiwa yang mencengangkan akal dan tidak kali dicari penyebabnya selain bahwa al-Quran merupakan wahyu Sang pencipta, adalah terkandungnya syari'at minimum transendental bagi umat anak adam, undang-undang yang minimum lurus bikin atma, nan dibawa al-Quran utnuk mengatur kehidupan amanusia yang mencangam seluruh aspek vitalitas khalayak.

Antara lain contohnya :

  1. Keadilan. "Sebenarnya Allah menyuruh (kamu) Berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang bermula perbuatan buas, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mencuil kursus". (QS. An-nahl: 90)
  2. Mencegah pertumpahan darah. "Oleh karena itu Kami tetapkan (satu hukum) kerjakan Bani Israil, bahwa: Barangsiapa yang membunuh seorang manusia, lain karena orang itu (membunuh) anak adam tidak, maupun tak karena membuat kerusakan dimuka marcapada, Maka seakan-akan Anda mutakadim menjagal manusia seluruhnya. Dan Barangsiapa yang membudidayakan sukma seorang cucu adam, Maka seolah-olah Sira sudah lalu memelihara nyawa individu semuanya. Dan Sesungguhnya telah datang kepada mereka Rasul-rasul Kami dengan (mengirimkan) keterangan-mualamat yang jelas, kemudian banyak diantara mereka sesudah itu tekun melintasi batas kerumahtanggaan melakukan kehancuran dimuka mayapada."
  3. Pertahanan untuk melemparkan hujat dan agresi. "Dan perangilah mereka itu, sehingga enggak terserah umpat lagi dan (sehingga) ketaatan itu doang cuma kerjakan Allah. Jika mereka berhenti (dari memusuhi kamu), Maka tidak ada kehasadan (lagi), kecuali terhadap hamba allah-basyar yang zalim. (QS. Al-Baqarah: 193).

2.5 Tujuan I'jaz Al-qur'an

Allah mengedrop Al-qur'anitu memeiliki maksud ialah andai visiun untuk umat selam. Selai itu I'jaz Al-qur'an memiliki harapan tersendiri, yaitu :

a. Tujuan Pengi'jazan Al-qur'an

Ø untuk melemahkan dan cundang usaha orang-makhluk yang mendatangi jerit para rasul.

Ø Mendorong orang berfikir dan membuka pintu-gapura ilmu pengetahuan

Ø Menyeru dan menyebut cak bagi memasuki gudang aji-aji.

Ø untuk menyempurnakan ajaran-ajaran kitab fardlu

b. Fungsi I'jaz Al-Qur'an

Keistimewaan I'jaz Al-qur'an ialah berdasarkan konotasi dan kedudukan Al-qur'an itu koteng:

Ø Al-qur'an kitab nan mendunia

Al-qur'an tidak menghususkan pembicaraannya kepada bangsa tertentu seperti nasion arab atau kerumunan tertentu, sama dengan kaum muslimin. Akan saja, anda berbicara kepeda seluruh bani adam, baik umat islam atau non islam, termasuk orang-orang kafir, musyrik, ibrani, nasrani, alias ibni israil. Al-qur'an bergabung kepada semua warga pataka tanpa membedakan setatus dan golongan.

Ø Al-qur'an kitab nan sempurna

Pamrih al-qur'an akan dapat di ulur dengan pandangan realistik terhadap pan-ji-panji dan dengan melaksanakan pokok-muslihat etik serta hukum-hukum perbuatan.

Ø Al-qur'an kitab yang abadi

Al-qur'an ialah kitab nan abadi sepanjang masa. Suatu ucapan yang sepenuhnya benar dan sempurna  maka tidak mungkin ia terbatas maka itu zaman

Ø Al-qur'an mengandung validitas

Al-qur'an menjadi bukti kebenran nabi muhammad saw. Bukti kebenaran tersebut dikemukakan dalam bentuk tantangan yang sifatnya bertahap.

Portal III

Penutup

3.1. Kesimpulan

I'jaz Al-qur'an telah ada sejak perian Rosulullah, karena bagi melemahkan dan menlumpuhkan kritik orang bani adam kafir terhadap al-qur'an yang mereka kira sebuah sajak yang dibuat-untuk oleh Nabu Muhammad Saw, sebagaimana pengertian I'jaz itu sendiri.

Bermacam-macam kemu'jizatan nan terletak dalam al-qur'an. Diantaranya dari segi Bahasanya, yang indah dan teratur. Mengklarifikasi sesuatu yang belum tertjadi. Bendung masih banyak pula mu'jijat lainya.

3.2 Saran

Kami mneyadari bahwasannya congah tulis kami ini sangat jauh dari pola, maka bersumber itu kami minta saran dan komrntanya lakukan para pembaca agar karya catat yang kami buat akan makin bagus kedepannya.

Dan kami berhasrat semoga karya tulis ini dapat signifikan bakal sidang pembaca lazimnya dan untuk kami khususnya..

Daftar Pustaka

Qatthan, Manna' Khalil, Tarikh al-Tasyri' al-Islamy: al-Tasyri' wa al-Fiqh, Riyadh: Maktabah al-Ma'arif li al-Nashr Wa al-Tauzig, 1996.

Shihab, Quraish, Lampion Al-Qur'an: Kisah dan Hikmah Jiwa, Bandung: PT Libra Pustaka, 2008

Ibrahim, Farid Wajdi, Orientalisme dan Sikap Umat Islam, Yogyakarta: Lanarka Publisher, 2006.

Mufidah, Lukluk Nur, "Al-Qur'an Sebagai Sumber Konsep Pendidikan Islam", dalam Ta'allum Jurnal Pendidikan Islam, Vol.29.No.1.

Manna' Khalil al Qattan, Mabahits fi Ulum al Qur'an


jalal ,Suyuthi, al kacang Abdurrahman, al itqan fi ulum al qur'an

Makalah I Jaz Al Quran,

Source: https://juniskaefendi.blogspot.com/2014/12/makalah-ijaz-al-qran.html

Posted by: zimmermananover48.blogspot.com

0 Response to "Makalah I Jaz Al Quran"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel